hujan

Diluar hujan.
Hujan masih belum juga berhenti sejak siang tadi.
Dingin.
Suara rintik hujan,
dan bau tanah basah seperti ini yang selalu kutunggu-tunggu.
Kota yang baru ini, sangat bersahabat.

Seperti biasa, kau datang dengan membawa senyumanmu pagi ini.
Kau membawakan sarapan pagi dan secangkir teh hangat masuk kedalam kamarku.
“Slamat pagi”
Ku balas sapaan hangat mu dengan senyum yang tak kalah hangat.
“Pagi”
“Seharusnya kau tak perlu melakukan ini setiap hari,,”
Karna aku sudah cukup bahagia dengan keputusanmu untuk tinggal bersamaku dan ibuku disini. Menemani kami.
Kau hanya membalas dengan senyuman.
Senyuman yang selalu membuatku tak bisa menolaknya.
Senyuman yang selalu membuatku berkata, Thanks God ‘cause i found you.
Senyuman yang selalu membuatku semakin takut untuk kehilanganmu.
Senyuman yang selalu membuatku ...
Ah! Sudahlah..
Aku harus selalu menyiapkan diriku untuk semua ini,
Aku harus siap untuk kehilanganmu suatu saat nanti.
Dan aku harap kau pun demikian..

“Apa rencanamu hari ini?”
“Uumm,, tidak ada. Aku hanya ingin berada dirumah. Diluar mulai mendung”
Aku tahu kau ingin membuat aku lupa akan semua ini.
Aku tahu kau ingin ketika aku pergi nanti, aku sudah melihat semua keindahan dunia.
Tidak perlu cinta.
Kau tidak perlu mengajakku keliling dunia untuk melihat keindahannya.
Aku cukup berbaring disini. Dan melihatmu setiap pagi.
Setiap hari.
Itu sudah cukup untukku melihat betapa indahnya duniaku.

...

Hari sudah gelap ketika kau keluar dari kamarku.
Aku tersadar, ya Tuhan selama itu kah kau menemaniku?
Selama itu kah aku tertidur?
Aku ingin kembali menutup mataku.
Menghilangkan kesadaranku. Dan membiarkanmu berada disampingku.
Berada disamping tubuhku yang mulai kedinginan.

...

Hari sudah gelap ketika kau keluar dari kamarku.
Aku tersadar, ya Tuhan selama itu kah kau menemaniku?
Selama itu kah aku tertidur?
Aku ingin kembali membuka mataku.
Membiarkanmu masuk kedalam kamarku.
Membiarkanmu tersenyum lagi untukku.
Bukan menangis.

Diluar hujan.
Tersenyumlah untukku...